Saturday, September 1, 2012

Pengobatan Diabetes Melitus : Berbagai Pilihan Pengobatan Terbaru

Posted on 1:52 AM by julie

Penderita diabetes melitus di Indonesia dan di dunia sangat banyak jumlahnya, hal ini tentu menjadi konsen bagi para peneliti untuk menemukan modalitas pencegahan dan pengobatan diabetes terbaru. Berbagai penelitian yang memfokuskan tentang pengobatan diabetes telah dilakukan selama bertahun-tahun. Berbagai terobosan seperti penemuan pankreas buatan dan transplantasi sel beta memberi harapan baru bagi penderita diabetes melitus (DM).

Di Amerika sendiri, beradasarkan data National Diabetes Statistics 2011, prevalensi DM telah diperkirakan 8,3 persen dari penduduk Amerika Serikat, dan sebagian besar adalah DM Tipe II.Begitu banyaknya penderita diabetes ini menggugah peneliti untuk menciptakan metodologi baru pengobatan diabetes.Namun, pengobatan pada pasien DM Tipe II terkait pada beberapa mekanisme, antara lain:

1. Insulin sensitizer
Insulin sensitizer dapat meningkatkan kemampuan sel tubuh untuk mengenali berbagai insulin, dan kemudian untuk meningkatkan tindakan insulin dengan mendorong glukosa ke dalamnya, sehingga menurunkan tingkat glukosa darah. Sensitizer insulin utama, yaitu glitazones dan Biguanides seperti metformin.
2. Secretagogues
Obat ini termasuk obat yang memaksa pankreas untuk meningkatkan jumlah insulin, sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah. Obat-obat ini termasuk sulfonilurea, meglitinides, mimesis incretin (Exenatides) dan dipeptidyl peptidase inhibitor IV (DPP IV inhibitor), seperti sitagliptin.
3. Mekanisme lainnya
Mekanisme lainnya, misalnya alfa-glukosidase inhibitor dan analog amylin. Acarbose adalah inhibitor alfa-glukosidase yang mencegah degradasi karbohidrat dalam usus, dan dengan demikian mencegah penyerapan glukosa yang diperoleh dari makanan. Pramlintide adalah analog hormon yang disebut amylin, yang dihasilkan dari sel-sel yang sama yang memproduksi insulin. Amylin memperlambat gerakan perut dan menciptakan sensasi kenyang yang membantu untuk mengatur penyerapan glukosa dan mencegah peningkatan pesat konsentrasi glukosa darah setelah makan. Beberapa pengobatan diabetes terbaru antara lain:

1. Exenatide seminggu sekali
Beberapa exenatides telah diperkenalkan sebagai suntikan sehari-hari, dan telah disetujui sebagai pengobatan pembantu untuk DM tipe II.

2. SGLT-2 Inhibitor
Ginjal adalah organ yang cukup konservatif ketika didatangi glukosa, karena ia bekerja untuk menyerap kembali beban glukosa yang mungkin mencoba untuk keluar bersama urin. Sodium-glukosa cotransporter-2 (SGLT-2) yang secara normal ditemukan dalam tubulus proksimal ginjal akan mereabsorbsi sebagian besar glukosa dan mengembalikan ke aliran darah dengan bantuan dari gradien natrium.

Dapagliflozin adalah obat pertama yang dikembangkan untuk menghambat SGLT-2 dan karenanya meningkatkan hilangnya glukosa dalam urin. Penurun glukosa merupakan obat dengan kemampuan yang berhubungan dengan ekskresi glukosa ginjal. Efeknya tergantung pada jumlah glukosa yang disaring melalui glomeruli dan tidak tergantung pada sekresi insulin. Metode aksi meminimalkan risiko hipoglikemia. Tetapi hal itu juga membuat dapagliflozin kurang efektif bila tingkat filtrasi glomerulus menurun karena perkembangan gangguan ginjal.

Dalam dua studi, dapagliflozin (5 mg atau 10 mg) dievaluasi dalam kombinasi dengan metformin XR dan dibandingkan dengan monoterapi. Kedua studi dilakukan selama 24 minggu, dan pada akhir penelitian proporsi yang lebih tinggi dari pasien yang diobati dengan terapi kombinasi mencapai HbA1c yang lebih rendah dan kontrol glikemik yang lebih baik. Pada kelompok Dapagliflozin juga mencapai penurunan berat badan lebih dari kelompok metformin. Efek samping utama yang dilaporkan adalah infeksi saluran kemih.
Food and Drugs Administration (FDA) pada 19 Jul 2011 menentang merekomendasikan persetujuan untuk obat baru ini karena dapat menyebabkan peningkatan risiko kanker payudara dan kanker kandung kemih.

3. Agonis PPAR ganda
Glitazones adalah agonis PPAR-gamma, dan melalui aktivasi reseptor nuklir spesifik, dapat membuat jaringan tubuh merespons insulin. Suatu grup baru dari obat Agonis PPAR disebut Dual, karena kemampuannya untuk mengaktifkan PPAR-gamma dan alpha pada waktu yang sama. Menariknya, agonism PPAR-alpha seharusnya merupakan mekanisme aksi fibrate yang mengurangi trigliserida dan meningkatkan HDL. Sehingga seharusnya bahwa agonis PPAR-ganda akan terus mendapatkan manfaat dari glitazones dan fibrates.

Sebuah uji coba fase II memeriksa suatu agonis PPAR ganda baru, yaitu aleglitazar,. Pengujian tersebut menunjukkan bahwa terapi dengan agen ini mengurangi hiperglikemia dan level normal dari HDL-C dan trigliserida dengan keamanan yang dapat diterima. Aleglitazar saat ini sedang dipelajari dalam skala besar percobaan klinis untuk menilai apakah akan dapat mengurangi risiko kardiovaskular (kematian, infark miokard, atau stroke) di antara pasien dengan diabetes dan penyakit arteri koroner.

4. Glukokinase Aktivator
Glukokinase adalah enzim intraseluler yang dapat membatasi langkah dalam metabolisme glukosa.
Tidak ada keraguan bahwa diabetes merupakan target potensial bagi banyak peneliti dan ilmuwan untuk menurunkan prevalensi diabetes. Kemajuan dalam pemahaman tentang patofisiologi diharapkan dapat membimbing para peneliti untuk mengembangkan pengobatan yang lebih radikal dan maju. Namun sayangnya, berbagai pengobatan diabetes terbaru yang telah ditemukan oleh para peneliti mungkin belum dapat diperoleh dan digunakan secara luas di negara berkembang.

Semoga penelitian-penelitian untuk menciptakan pengobatan diabetes terbaru membuahkan hasil, sehingga masa depan penderita diabetes bisa lebih cerah.Kita berharap juga bahwa pengobatan tersebut tidak hanya berhenti di tahap penelitian saja, tetapi bisa digunakan dalam pengobatan diabetes di seluruh dunia, terutama di negara berkembang.
Sumber: Adelia Ratnadita – detikHealth

No Response to "Pengobatan Diabetes Melitus : Berbagai Pilihan Pengobatan Terbaru"

Leave A Reply