Wednesday, September 12, 2012

Panduan Diet Diabetes dan Olahraga Bagi Penderita Diabetes (Bagian 1)

Diabetes atau penyakit gula darah memang bukan merupakan penyakit yang baru. Penyakit ini sudah dikenal sejak 1552 sebelum masehi, yang disebut dengan istilah poliuria atau kencing dalam jumlah banyak. Sejarah berikutnya dari penyakit diabetes ini diukir oleh seorang penulis India bernama Sushratha yang menulisnya dengan istilah penyakit kencing madu. Sedangkan nama diabetes mellitus sendiri diberikan oleh Aretaeus yaitu sekitar 200 SM.

Pengelolaan penyakit ini memang susah susah gampang. Susah kalau kita tidak secara disiplin memperhatikan diet diabetes, aktivitas fisik dan pengobatan. Gampang jika kita bisa memperhatikan penyakit kita itu dengan disiplin, mengikuti saran dokter, dan tidak mudah frustasi. Diabetes sendiri ditegakkan diagnosisnya dengan melakukan tes gula darah sederhana. Kadar gula darah diatas 120 mg/dl pada saat berpuasa sekitar 8 jam atau lebih dari 200 mg/dl setelah 2 jam makan post puasa merupakan nilai rujukan untuk menegakkan diagnosis diabetes mellitus.



Gejala yang umum dirasakan oleh orang yang menderita diabetes, seperti: sering haus, banyak minum, banyak makan, banyak kencing, berat badan menurun, dan lemas. Kalau anda menjumpai beberapa gejala tersebut pada diri anda, saya sarankan anda segera memeriksakan diri ke dokter langganan anda.

Penyebab diabetes ditentukan oleh tipe diabetes itu sendiri. Diabetes tipe 2 terjadi karena adanya gangguan resistensi sel terhadap hormon insulin, sehingga hormon insulin yang seharusnya dapat meregulasi gula darah tidak bisa bekerja karena reseptornya terganggu. Sedangkan diabetes tipe 1 biasanya terjadi karena adanya gangguan pada sel-sel beta dari pulau langerhans pankreas dalam memproduksi insulin. Akibatnya terjadi peningkatan kadar gula di dalam darah kita yang kemudian akan menimbulkan berbagai komplikasi yang hampir sulit untuk ditanggulangi. Beberapa komplikasi diabetes bahkan dapat membunuh penderitanya jika tidak ditangani dengan baik.

Seperti disebutkan diatas, diabetes dikelompokkan menjadi dua tipe yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Biasanya diabetes tipe 1 sudah diderita oleh seseorang semenjak kecil atau menjelang remaja, sedangkan diabetes tipe 2 lebih sering terjadi pada orang yang sudah dewasa. Penderita diabetes tipe 1 sangat bergantung pada suntikan insulin, karena tubuhnya tidak mampu memproduksi hormon ini, sementara diabetes tipe 2 pada tahap-tahap awal tidak selalu bergantung pada insulin.

Penemuan hormon insulin buatan oleh Banting dan Best pada tahun 1921 merupakan karunia terbesar bagi penderita diabetes. Karena semenjak saat itu usia harapan hidup penderita diabetes bisa bertambah panjang. Penderita diabetes tipe 1 biasanya akan meninggal pada saat dia bayi kalau tidak mendapat suntikan insulin. Selain penemuan insulin tadi, penemuan lain oleh Franke dan Fuchs juga sangat berperan besar bagi perkembangan pengobatan penderita diabetes. Seperti diketahui, penyakit diabetes tidak bisa disembuhkan tetapi kita bisa mengontrolnya bahkan sampai tidak perlu minum obat selama kita berdisiplin dalam menjalankannya. Banyak orang dapat hidup normal dan dapat melakukan aktivitas normal walaupun dia menderita diabetes.

Hal pertama yang harus dilakukan jika kita ingin sukses mengontrol diabetes adalah dengan mengatur diet dan olahraga secara teratur dan terukur. Makanan yang harus anda perhatikan adalah makanan yang seimbang dengan jadwal dan porsi yang sesuai dengan kebutuhan anda. Diet diabetes bukan berarti harus kelaparan dan makan makanan yang tidak enak, cuma kita memang harus lebih hati-hati makan. Karbohidrat yang dianjurkan adalah karbohidrat yang pemecahannya lambat seperti gandum. Selain itu ada yang mengelompokkan karbohidrat menjadi karbohidrat kompleks dan karbohidrat sederhana. Karbohidrat seperti nasi, gandum, roti mempunyai banyak ikatan kimia sehingga harus diurai dulu sebelum bisa dicerna oleh tubuh kita. Sedangkan, karbohidrat sederhana seperti es krim, jeli, selai, sirup, minuman ringan, dan permen, langsung masuk ke dalam aliran darah sehingga kadar gula darah langsung melejit.

Karbohidrat dengan serat yang cukup lebih dianjurkan bagi penderita diabetes karena pemecahannya akan lambat dan slow release, jadi tidak dengan cepat menaikkan kadar gula darah. Contoh makanan yang termasuk ke dalam jenis ini seperti gandum, kacang-kacangan beberapa jenis sayuran dan buah-buahan tertentu. Buah-buahan yang dianjurkan seperti pepaya, kedondong, apel, tomat, salak, semangka dll. Sedangkan buah-buahan yang terlalu manis seperti sawo, jeruk, nanas, rambutan, durian, nangka, anggur, tidak dianjurkan.

Peneliti gizi asal Universitas Airlangga, Surabaya, Prof. Dr. Dr. H. Askandar Tjokroprawiro, menggolongkan diet atas dua bagian, A dan B. Diet B dengan komposisi 68% karbohidrat, 20% lemak, dan 12% protein, lebih cocok buat orang Indonesia dibandingkan dengan diet A yang terdiri atas 40 – 50% karbohidrat, 30 – 35% lemak dan 20 – 25% protein. Diet B selain mengandung karbohidrat lumayan tinggi, juga kaya serat dan rendah kolesterol. Berdasarkan penelitian, diet tinggi karbohidrat kompleks dalam dosis terbagi, dapat memperbaiki kepekaan sel beta pankreas.
Sementara itu tingginya serat dalam sayuran jenis A(bayam, buncis, kacang panjang, jagung muda, labu siam, wortel, pare, nangka muda) ditambah sayuran jenis B (kembang kol, jamur segar, seledri, taoge, ketimun, gambas, cabai hijau, labu air, terung, tomat, sawi) akan menekan kenaikan kadar glukosa dan kolesterol darah. Bawang merah dan putih (berkhasiat 10 kali bawang merah)serta buncis baik sekali jika ditambahkan dalam diet diabetes karena secara bersama-sama dapat menurunkan kadar lemak darah dan glukosa darah.

Itulah beberapa diet yang bisa anda pilih jika anda menderita diabetes, untuk selanjutnya akan kita bahas cara penghitungan makanan yang bisa anda terapkan dalam kehidupan anda sehari-hari dan porsi latihan fisik yang bisa anda terapkan untuk mengontrol gula darah anda dengan baik. Silahkan kunjungi Diet Diabetes dan Olahraga (bagian 2)

Berbagai Makanan Alami Sebagai Diet Diabetes Anda

Diet Diabetes - Diabetes adalah penyakit yang menyerang jutaan orang di seluruh dunia. Diabetes adalah suatu kondisi medis dimana terjadi gangguan metabolisme dan pemanfaatan gula darah dalam tubuh. Orang yang didiagnosis dengan diabetes, baik tipe 1 atau tipe 2, harus berhati-hati dalam memantau dan mengontrol kadar gula darah dalam tubuh mereka. Pengobatan diabetes meliputi penggunaan obat-obatan, diet, olahraga dan terapi nutrisi. Makanan alami dapat memainkan peran penting dalam mengelola diabetes. Berikut adalah beberapa makanan alami yang dapat anda masukkan dalam daftar diet diabetes anda.



Sayuran dan Protein Kedelai Sebagai Diet Diabetes
Sayuran dan protein kedelai adalah makanan alami yang penting untuk dimasukkan dalam daftar makanan untuk penderita diabetes. Jenis makanan ini memberikan mineral penting dan nutrisi yang cukup dalam mengontrol kadar gula darah dan mempertahankan fungsi serta reaksi biokimia dalam tubuh kita. Makanan lain dalam bentuk sayura hijau, seperti bayam, brokoli dan brussels sprout adalah sumber kalium dan magnesium yang sangat baik. Makanan ini memiliki kandungan karbohidrat yang rendah dan mengandung sedikit kalori. Produk kedelai seperti susu, kedelai dan tempe yang mengandung protein alami dengan kadar tinggi dapat dengan mudah diserap oleh tubuh kita. Selain itu, sayuran dan beberapa produk kedelai memiliki indeks glikemik yang rendah, yaitu suatu indikator kesehatan yang bermanfaat untuk mengendalikan diabetes.
Magnesium
Makanan alami yang kaya kandungan magnesium harus dimasukkan dalam daftar makanan diabetes anda. Magnesium penting untuk pengaturan insulin dalam tubuh dan mengendalikan gula darah. Pasien diabetes harus meningkatkan asupan harian makanan yang kaya magnesium seperti bayam, gandum, kacang mete, biji-bijian, pisang dan sayuran berdaun hijau.

Buah-buahan
Buah-buahan adalah makanan alami yang penting untuk diabetes. Buah mengandung berbagai mineral yang penting untuk tubuh dengan kadar kalori dan karbohidrat yang rendah. Sertakan beberapa porsi buah-buahan dalam menu diet diabetes anda sehari-hari. Buah-buahan seperti cranberry, delima, apel, buah jeruk, pisang, pepaya, dan jeruk memiliki kandungan gizi tinggi dan indeks glikemik rendah.

Herbal dan Rempah-rempah
Beberapa tumbuhan alam memiliki sifat anti-diabetes yang dapat membantu untuk mengelola dan mengurangi beberapa gejala diabetes. Herbal seperti bawang putih dapat menurunkan kadar gula darah. Kayu manis mengandung bahan aktif alami, seperti MHCP (methylhydroxychalcone polimer), dengan insulin yang meningkatkan aktivitas dan efek antioksidan. Rempah-rempah eksotis seperti kunyit dan gooseberry dapat meningkatkan aktivasi sel pankreas untuk meningkatkan produksi insulin.

Makanan Kaya Serat
Diet tinggi serat dapat mengurangi gejala diabetes karena dapat menurunkan kebutuhan insulin dalam tubuh dan membantu pengeluaran glukosa secara lebih lambat. Beberapa contoh makanan yang kaya kandungan serat termasuk chickpea, oatmeal, kacang-kacangan, gandum dan kacang polong. Makanan berserat alam lainnya seperti jagung dan kacang juga dapat membantu menurunkan kadar gula darah. Selain itu, makanan serat tinggi mengandung kromium, yang penting untuk reaksi biokimia penting dalam tubuh.

Selamat mencoba berbagai menu alami yang bisa anda masukkan ke dalam daftar diet diabetes anda.

Mitos Dan Fakta Tentang Diet Diabetes

Diet Diabetes - Makan makannan yang benar sangat penting bagi anda yang sedang berusaha untuk mencegah atau mengendalikan diabetes. Disamping itu olahraga juga penting bagi keberhasilan usaha anda itu, olahraga dan pengendalian makanan serta penurunan berat badan akan sangat berperan besar dalam mengobati diabetes anda. Jadi makanan apa yang baik untuk penderita diabetes? Anda mungkin akan terkejut mendengar bahwa kebutuhan gizi penderita diabetes hampir sama dengan orang yang tidak menderita diabetes: tidak ada makanan khusus atau diet yang rumit dalam rencana diet diabetes tersebut.
 

Diet diabetes merupakan sebuah rencana makan yang sehat dengan makanan yang tinggi nutrisi, rendah lemak, dan kalori yang cukup. Diet diabetes juga adalah diet yang sehat bagi siapa pun! Satu-satunya perbedaan antara diet bagi penderita diabetes dan yang lain adalah diet diabetes lebih memperhatikan jumlah makanan yang anda pilih -terutama karbohidrat yang anda makan.
Berikut adalah beberapa mitos dan fakta seputar diet diabetes.

Mitos Dan Fakta Tentang Diet Diabetes

Mitos: Anda harus menghindari berbagai jenis gula
Fakta: Kabar baiknya adalah bahwa Anda dapat menikmati makanan favorit Anda selama anda merencanakan dengan benar. Makanan penutup tidak harus dibatasi, asalkan itu adalah bagian dari rencana makan sehat anda dan harus digabungkan dengan olahraga yang seimbang.

Mitos: Diet tinggi protein yang terbaik.
Fakta: Penelitian telah menunjukkan bahwa makan terlalu banyak protein, terutama protein hewani, sebenarnya dapat menyebabkan resistensi insulin (patogenesis diabetes). Diet sehat mencakup protein, karbohidrat, dan lemak dalam jumlah yang cukup dan seimbang.

Mitos: Anda harus menghindari karbohidrat.
Fakta: Sekali lagi, kuncinya adalah makan makanan yang seimbang. Ukuran porsi dan jenis karbohidrat yang Anda makan sangat penting. Sebaiknya anda lebih memilih karbohidrat gandum karena merupakan sumber serat yang baik dicerna perlahan oleh sistem pencernaan kita, sehingga kadar gula darah dapat selalu terjaga tidak berlebihan.

Mitos: Anda tida bisa makan makanan normal. Anda hanya boleh makan makanan khusus diabetes.
Fakta: Prinsip makan yang sehat adalah sama-bagi anda yang sehat atau bagi anda yang sedang berusaha untuk mengendalikan diabetes. Makanan diabetes dengan harga yang mahal sebenarnya tidak terlalu memberikan manfaat khusus. Anda dapat dengan mudah makan dengan keluarga dan teman-teman jika anda mampu mengendalikan porsi dan keseimbangan makanan anda.

Kita harus lebih bijak dalam menilai berbagai mitos tentang diet diabetes yang selama ini salah kaprah.

Seribu Orang Prancis Mati Akibat Obat Kencing Manis

Menurut sebuah pemberitaan dari surat kabar Le Figaro dikatakan bahwa sekitar limaratus sampai 1000 orang meninggal dunia di Prancis akibat penyalahgunaan obat diabetes sebagai obat penurun berat badan. Data tersebut diambil dai sebuah laporan rahasia asuransi kesehatan Prancis.


Obat yang bernama Mediator tersebut memiliki efek samping berupa munculnya keluhan jantung dan peningkatan tekanan darah. Penyelahgunaan obat ini sebagai obat penurun berat badan tentu sangat membahayakan kesehatan penggunanya. Diketahui juga bahwa selain di Prancis, obat ini juga telah tersebar di Portugal, Siprus dan Luksemburg. Karena berbagai resiko kesehatannya yang berbahaya, maka obat ini sudah ditarik di hampir semua negara.

Pemerintah Prancis dalam pemberitaannya akan mengambil suatu langkah hukum terhadap perusahaan farmasi yang memproduksi obat Mediator ini. Diketahui juga bahwa perusahaan farmasi Servier ini juga pernah memproduksi obat sejenis yang juga menimbulkan komplikasi keluhan jantung. Jadi jangan salah gunakan obat diabetes, dan selalu konsultasikan dengan dokter anda saat anda memulai melakukan pengobatan diabetes.

Hal Pertama Yang Harus Dilakukan Penderita Diabetes Adalah Berhenti Merokok

Penderita diabetes yang memiliki kebiasaan merokok memiliki tingkat bahaya yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tanpa diabetes. Kita sudah mengetahui bahwa merokok berakibat buruk bagi kesehatan kita walaupun kita tidak menderita diabetes. Nikotin yang terkandung dalam rokok bisa memicu peningkatan gula darah yang tak terkontrol sehingga dapat memicu berbagai komplikasi diabetes


Berbagai komplikasi buruk dari gula darah yang tak terkontrol pada diabetes diantaranya diabetic ketoacidosis,kaki diabetes, koma diabetikum, dan lain-lain. Kesemua komplikasi tersebut bisa menimbulkan kematian bagi penderita diabetes. Merokok juga akan semakin mempersulit pengobatan diabetes.

Pengaruh paparan nikotin terhadap kenaikan gula darah sudah diteliti melalui percobaan di laboratorium. Kadar nikotin yang semakin meningkat berbanding lurus dengan peningkatan gula darahnya. Semakin tinggi nikotin yang memapar tubuh kita akan semakin memperparah diabetes yang diderita. Komplikasi jangka panjang akibat tidak terkontrolnya diabetes dapat berupa gangguan pada saraf, pembuluh darah, penyakit kardiovaskuler, sakit ginjal dan gangguan mata.

Apapun bentuknya, apakah rokok elektrik, permen karet nikotin maupun rokok biasa tetap akan meningkatkan kadar nikotin di dalam tubuh kita. Menurut seorang profesor dari departemen kimia di California State Polytechnic University bernama Xiao-Chuan Liu mengungkapkan bahwa kecanduan nikotin dan menggantinya dengan produk selain rokok bisa sangat merugikan kesehatan penggunanya. Liu mengungkapkan hasil penelitian ini harus mendorong penderita diabetes untuk berhenti merokok sepenuhnya dan menyadari bahaya tersebut. Selain itu penderita diabetes juga harus membatasi penggunaan produk pengganti nikotin lainnya seperti koyo nikotin. Jadi hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang penderita diabetes adalah berhenti merokok dan menghindari produk-produk pengganti yang mengandung nikotin.


Liu juga meneliti hubungan antara kadar nikotin di dalam tubuh dengan kadar HbA1c. HbA1C sendiri merupakan suatu nilai yang mengukur seberapa banyak sel darah merah yang berikatan dengan molekul glukosa. Biasanya HbA1C dipakai sebagai salah satu ukuran untuk menilai keberhasilan terapi diabetes. Nilai normal HbA1C adalah sebesar 7 % atau lebih kecil. Pada penelitiannya, Liu menemukan bahwa paparan nikotin dalam dosis kecil meningkatkan kadar HbA1C sebesar 8,8%. Sedangkan pemberian nikotin dalam dosis yang lebih tinggi selama 2 hari sangat meningkatkan kadar HbA1C, yaitu sebesar 34,5%.

Liu mengimbau agar penelitiannya lebih diketahui dan disadari oleh masyarakat terutama bagi perokok yang menderita diabetes. Semakin sering dan semakin banyak merokok akan  semakin meningkatkan kadar HbA1C yang berarti kadar gula darah sangat tinggi dan tidak terkontrol. Kadar gula darah yang tak terkontrol akan meningkatkan resiko terjadinya berbagai komplikasi, karena diabetes merupakan penyakit yang sangat banyak komplikasinya. Komplikasi diabetes dapat menyerang berbagai organ tubuh dan bisa mengancam nyawa penderitanya. Disamping itu, merokok akan meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler dan merokok bisa meningkatkan risiko tersebut. Karena itu semua orang baik yang diabetes atau tidak harus berhenti merokok. Begitu anda mengetahui bahwa diri anda menderita diabetes, maka detik itu juga anda harus benar-benar berhenti merokok. Begitu juga bagi anda yang tidak sebagai penderita diabetes, erhenti merokok akan meningkatkan status kesehatan anda.

Tuesday, September 11, 2012

Pemberian ASI Dapat Mencegah Diabetes

Mencegah Diabetes - Tipe diabetes tertentu berhubungan erat dengan proses autoimun, dimana terjadi pembentukan antibodi terhadap tubuh sendiri. Diabetes tipe 1 merupakan tipe diabetes yang dipercaya diakibatkan oleh proses autoimun ini. Dalam keadaan normal antibodi yang terbentuk di tubuh kita akan menyerang antigen asing yang berpotensi menimbulkan penyakit pada tubuh kita. Namun pada situasi tertentu antibodi ini malah mengenali tubuh sendiri sebagai benda asing dan antibodi ini menyerang tubuh kita sendiri. Penyimpangan ini bisa diakibatkan oleh faktor genetik dan beberapa makanan dan faktor lingkungan. Menurut penelitian, konsumsi susu formula sejak dini akan meningkatkan resiko terjadinya reaksi autoimun ini. Mereka yang mengkonsumsi susu formula sedari awal akan lebih rentan untuk menderita diabetes melitus daripada mereka yang mendapatkan ASI.


ASI pertama yang disebut kolustrum memberikan daya imunitas yang baik bagi bayi. Memang sudah dikodratkan bahwa ASI sebagai makanan cair bayi baru lahir memang lebih sesuai dibandingkan susu sapi. Masalahnya, dalam susu sapi terdapat paling sedikit 20 macam protein asing. Lima protein di antaranya bersifat alergenik (dapat menimbulkan reaksi alergi). Namun belum jelas antigen protein mana pada susu sapi yang sangat mirip dengan antigen protein sel Langerhans pada pankreas manusia. Jadi pemberian ASI sedari awal akan mengurangi potensi alergenik pada bayi kita.

Yang jelas dengan pemberian susu formula yang mengandung antigen susu sapi, tubuh bayi berespons menghasilkan antibodi susu sapi. Karena antigen tersebut sangat mirip dengan antigen protein sel Langerhans, antibodi anti-antigen susu sapi ini juga akan menyerang antigen protein sel Langerhans. Maka dikhawatirkan bisa timbul kerusakan pada sel Langerhans karena penyakit autoimun ini. Sel Langerhans sendiri merupakan bagian dari pankreas yang ikut berperan dalam menghasilkan hormon insulin, yaitu hormon yang meregulasi gula darah di dalam tubuh kita. Gangguan pada sel langerhans berarti terjadi gangguan pada proses pembentukan insulin, yang bisa berakibat terjadinya diabetes tipe 1

Sedangkan kerusakan sel Langerhans pada usia lanjut karena faktor degeneratif sering dihubungkan dengan terbentuknya radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul yang tidak stabil yang telah kehilangan pasangan elektronnya dan sangat reaktif serta terkenal sebagai penyebab utama mutasi genetik melalui mekanisme yang diinduksi oleh perubahan lingkungan hidup. Molekul radikal bebas ini bagaikan ikan hiu yang kelaparan dan baru stabil bila memangsa sel-sel di sekitarnya. Radikal bebas bukan makhluk hidup seperti virus atau bakteri yang terdiri dari sejumlah molekul tetapi radikal bebas merupakan satu molekul yang besarnya jauh lebih kecil dari virus atau bakteri. Jadi pada orang berusia lanjut memiliki mekanisme berbeda untuk terjadinya diabetes tipe 1 dibandingkan dengan anak-anak atau bayi.

Molekul radikal bebas yang menempel pada membran sel menyebabkan membran sel menjadi kaku sehingga fungsinya sebagai filter yang menyeleksi bahan-bahan yang masuk ke dalam sel atau yang dikeluarkan dari dalam sel menjadi terganggu. Akibatnya, sel mudah mati karena hasil metabolisme terus tertimbun dalam sel (sulit dikeluarkan) dan bahan yang dibutuhkan sel sulit masuk ke dalam sel.
Penyebab terbentuknya radikal bebas bisa karena stres, radiasi, merokok atau menghirup asam rokok, udara berpolusi serta makanan berlemak yang digoreng atau dipanggang dan minuman yang terkontaminasi pestisida atau klor.

Faktor stres bisa menyebabkan kadar gula darah tiba-tiba meningkat, karena bisa terbentuk radikal bebas yang merusak sel Langerhans atau karena stres memacu pengeluaran hormon adrenalin. Hormon adrenalin ini mengubah cadangan glikogen dalam hati menjadi glukosa sehingga kadar gula segera meningkat. Namun berdasarkan hasil pemeriksaan darah saja sebetulnya belum dapat disimpulkan seseorang menderita DM, karena masih ada lagi gejala “4 banyak” yang menyertainya, yakni banyak minum, banyak makan, banyak kencing, dan banyak keringat. 

Jadi menurut data diatas kita sebaiknya memberikan ASI kepada bayi kita agar dia memiliki resiko yang lebih rendah untuk menderita diabetes. Sedangkan bagi orang yang berusia lanjut sebaiknya menghindari faktor-faktor yang bisa menghasilkan radikal bebas, seperti stress, bahan kimia tertentu, polusi, dan makanan-makanan tertentu. Mari kita mencegah diabetes sedini mungkin.

Konsumsi Makanan Yang Mengandung Omega-3 Dapat Menurunkan Resiko Diabetes Tipe-1

Pemberian lemak omega 3 secara teratur ternyata dapat menurunkan risiko menderita diabetes tipe 1 pada anak yang beresiko tinggi. Hal ini diungkapkan pada suatu penelitian pendahuluan yang dikeluarkan oleh Jurnal Asosiasi Medis Amerika (Journal of the American Medical Association/JAMA). Menurut penulis. diabetes tipe 1 merupakan suatu penyakit autoimun yang menyerang sel-sel beta pankreas yang berfungsi sebagai penghasil insulin. Autoimun berarti kekebalan tubuhnya mengenali tubuh sendiri sebagai suatu benda asing, sehingga sistem imun malah menyerang tubuh sendiri. Penyebab dari keadaan autoimun ini tidak diketahui dengan pasti, namun diduga ada hubungannya dengan faktor lingkungan dan genetik.


Dalam penelitian mereka juga terungkap bahwa ada beberapa makanan yang berhubungan dengan terjadinya diabetes tipe 1. Makanan tertentu juga diduga dapat memicu proses autoimun yang kemudian menyebabkan diabetes tipe 1 tersebut. Penelitian ini melibatkan sebanyak 1770 anak sebagai sample penelitian dan dilakukan selama kurun waktu 1994-2006. Anak-anak yang dipilih sebagai subyek penelitian ini semuanya memiliki resiko tinggi untuk terjadinya diabetes tipe 1, seperti memiliki saudara kandung dan oran tua yang menderita diabetes tipe 1. Mereka yang memiliki genotipe HLA (human leucocyte antigen) yang memiliki resiko tinggi menjadi diabetes juga ikut dimasukkan dalam penelitian ini.

Mereka diikuti sampai rata-rata 6,2 tahun kemudian, kemudian autoimun pankreas diperiksa dalam kaitannya dengan asupan asam lemak tidak jenuh ganda yang dimulai sejak usia 1 tahun. Sumber utama asam lemak tak jenuh ganda dari laut adalah ikan laut. Peneliti mengukur makanan anak-anak menggunakan kuesioner frekuensi makanan.

Sebuah studi Cohort yang melibatkan 244 anak-anak juga dilakukan dimana diukur risiko diabetes (IA) akibat kandungan asam lemak tak jenuh ganda pada membran eritrosit (bagian terluar dari sel darah merah).
Setelah ditindaklanjuti, 58 anak menjadi positif IA.  Menyesuaikan tipe HLA, prevalensi diabetes tipe 1 dalam keluarga, total kalori yang diminum dan total asam lemak omega-6, total asam lemak omega-3 menurunkan risiko IA sebanyak 55%. Hubungannya bahkan lebih kuat ketika hasilnya didefinisikan terbatas kepada mereka yang positif dua atau lebih autoantibodi. Penulis menyimpulkan,”Studi kami menyarankan bahwa konsumsi asam lemak omega-3 yang lebih banyak berhubungan dengan penurunan risiko IA pada anak-anak berisiko tinggi diabetes tipe1 secara genetik.”

Nah dari penelitian ini dapat kita ambil intinya bahwa dengan memperbanyak konsumsi asam lemak omega 3 yang banyak terdapat pada makanan alami baik nabati dan hewani dari laut, seperti: ikan lemuru, tuna, tongkol, sidat, terubuk, tengiri, dan yang dikatakan kandungannya paling tinggi adalah pada toro atau bagian perut ikan tuna. Jadi kalau ada anak dengan resiko tinggi akan menderita diabetes tipe 1 (riwayat keluarga menderita diabetes) sebaiknya dari awal kita menambahkan bahan makanan tersebut diatas ke dalam menu makanan mereka. Selain itu, kita bisa memilih beberapa jenis makanan yang bisa menurunkan resiko diabetes yang lainnya. Dengan mengkonsumsinya secara teratur kita berharap tidak berkembang menjadi diabetes tipe 1.

Kurangi Resiko Diabetes Dengan Mematikan Lampu Saat Tidur

Resiko Diabetes - Ada beberapa orang yang memang tidak terbiasa tidur malam dalam keadaan gelap. Tetapi tahukah anda kebiasaan seperti itu bisa menjadi faktor resiko terjadinya diabetes tipe 2. Selain bisa menghemat tagihan PLN, ternyata dengan hanya mematikan lampu saat tidur malam mampu memperbaiki status kesehatan kita. Menurut suatu penelitian terbaru menunjukkan bahwa tidur dalam kondisi kamar terang benderang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.


Penelitian mengenai hubungan antara tidur dengan kondisi kamar terang benderang dengan resiko diabetes tipe 2 ini dilakukan oleh Joshua Gooley, seorang ahli kesehatan dari Harvard Medical School di Boston. Penelitian ini dilakukan dengan sample sebanyak 116 orang dalam usia 18-30 tahun. Mereka diikuti selam 5 hari berturut-turut selama masa penelitiannya. Selanjutnya partisipan ini dikelompokkan menjadi 2 group, yaitu kelompok 1 yang tidur di tempat yang gelap dengan durasi tidur selama 8 jam. Sedangkan kelompok kedua tidur selama 8 jam di ruangan yang terang benderang. Setelah itu mereka diukur tingkat kesehatannnya dengan menilai kadar hormon melatoninnya.

Hasil pemeriksaan sampel darah yang diambil tiap 30 menit menunjukkan produksi hormon melatonin turun 50 persen pada partisipan yang berada di ruangan terang. Hormon ini mengatur jam biologis yang berhubungan dengan siklus antara tertidur dan terbangun. Selain memicu rasa kantuk, melatonin juga berhubungan dengan beberapa jenis penyakit serius. Reseptor melatonin yang terletak di saraf disebut-sebut bisa meningkatkan risiko kanker dan diabetes tipe 2 jika aktivitasnya berkurang. Jadi dalam jangka panjang tidur dengan lampu menyala akan memicu terjadinya kanker dan resiko diabetes tipe 2.

Selain itu penelitian ini juga memberikan penjelasan, kenapa orang yang bekerja malam hari dan tidur pada siang hari lebih rentan terkena kanker dan diabetes dalam jangka waktu lama. “Hasil penelitian ini memberikan dampak besar bagi pekerja malam yang terpapar cahaya sepanjang malam lalu tidur siang saat matahari bersinar terang,” ungkap Gooley seperti dikutip dari Healthday. Meski demikian, Gooley belum bisa menjelaskan dengan pasti hubungan antara aktivitas reseptor melatonin dengan peningkatan risiko kanker dan diabetes. Mekanisme yang menyebabkan keduanya saling berhubungan baru akan diungkap dalam penelitian Gooley selanjutnya.

Jadi dengan menyimak penelitian awal dari Gooley tersebut apakah kita masih ingin tidur dengan lampu menyala? Apakah kita tetap ingin bekerja berlebihan di malam hari dan menggantinya dengan tidur di siang hari? Sebaiknya anda hindari kebiasaan tersebut kalau kita tidak ingin menderita kanker dan memiliki resiko diabetes yang lebih besar di kemudian hari.

Nonton TV Berjam-jam Bisa Menjadi Penyebab Diabetes

Penyebab diabetes - Kita mungkin sering menghabiskan waktu berjam-jam di depan televisi. Kalau anda tipe orang yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan televisi sebaiknya anda ubah segera kebiasaan anda. Karena menurut beberapa penelitian disebutkan bahwa mereka yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan televisi berisiko lebih besar mengalami kematian, mengidap penyakit jantung dan risiko untuk terkena diabetes tipe 2. Bahkan, dengan rutin menonton televisi selama dua jam sehari pun bisa berdampak signifikan bagi kesehatan. Hal ini mungkin berhubungan dengan rendahnya aktivitas saat menonton TV.


Mungkin kita baru menyadari bahwa jam menonton Tv kita  dan anak-anak kita yang berlebihan akan menyebabkan kita menderita berbagai macam penyakit yang berujung pada kematian. Setiap hari, penduduk di Amerika Serikat menghabiskan waktu rata-rata 5 jam untuk duduk di depan layar kaca, sementara orang Australia dan beberapa orang Eropa menghabiskan antara 3,5 jam dan 4 jam sehari. Data ini disampaikan para ahli dari Harvard School of Public Health. Sementara data di Indonesia belum terdokumentasi dengan baik, mungkin saja jam menonton TV orang Indonesia lebih besar dibandingkan dengan negara-negara tersebut. Hal ini terutama terjadi pada anak-anak.

Salah seorang peneliti mengungkapkan bahwa menonton Tv membuat kita duduk secara terus menerus dan badan kurang bergerak. Mengurangi waktu menonton TV adalah cara penting untuk mengurangi kebiasaan duduk secara terus-menerus dan mengurangi risiko diabetes dan penyakit jantung,” kata Frank Hu, salah seorang peneliti. Dia menambahkan, orang yang duduk di depan televisi tidak hanya menjadi kurang berolahraga, tetapi juga cenderung menyantap makanan tidak sehat. “Kombinasi gaya hidup banyak duduk, pola makan tidak sehat, dan obesitas menciptakan ‘daerah pembiakan sempurna’ untuk diabetes tipe 2 dan penyakit jantung,” tuturya.


Ini bukan penelitian pertama yang menghubungkan durasi menonton TV dengan penyakit. Banyak penelitian menemukan hubungan yang kuat antara menonton televisi dan obesitas, dan sebuah laporan pada 2007 menemukan bahwa waktu menonton TV berhubungan dengan tekanan darah tinggi dan obesitas anak-anak.
Penelitian lain pada tahun sama menemukan, anak-anak dengan kategori overweight yang menonton iklan makanan cenderung menggandakan asupan makanan mereka.

Untuk keperluan penelitian terbaru ini, Hu dan timnya mengkaji 8 penelitian yang menguji hubungan antara durasi menonton televisi dan penyakit. Penelitian yang dipublikasikan Journal of the American Medical Association itu melibatkan lebih dari 200.000 orang dalam jangka waktu 7 hingga 10 tahun. Hu dan para koleganya menemukan, untuk setiap dua jam sehari menonton televisi, risiko mengidap diabetes meningkat 20 persen, sedangkan risiko penyakit jantung naik 15 persen. Menonton televisi dua jam setiap hari juga dapat meningkatkan risiko kematian sebanyak 13 persen.

Berdasarkan temuan itu, Hu dan timnya memperkirakan, di antara 100.000 orang, membatasi waktu menonton televisi hingga 2 jam dapat mencegah 176 kasus baru diabetes, 38 kasus penyakit kardiovaskuler fatal, dan 104 kematian dini setiap tahun. Peneliti mengingatkan, hasil riset ini tidak serta merta membuktikan bahwa menonton TV adalah satu-satunya faktor yang meningkatkan risiko penyakit. “Benar bahwa antara mereka yang banyak menonton TV dan mereka yang menonton dalam waktu lebih sedikit memiliki perbedaan terutama dalam hal pola makan dan tingkat aktivitas fisik,” kata Hu. 

Disamping itu menonton Tv yang berlebihan juga berisiko untuk mengkonsumsi makanan yang tidak bersih. Pola makan yang tidak baik dan aktivitas yang rendah menjadi penyebab diabetes yang berhubungan dengan menonton Tv yang berkepanjangan. Jadi dengan berpegang pada penelitian ini kita bisa membayangkan betapa buruknya kebiasaan menonton TV selama berjam-jam setiap harinya. Sebaiknya kita memanfaatkan waktu luang kita dengan melakukan aktivitas yang menggerakkan tubuh. Lakukan olahraga, aktivitas yang menyenangkan seperti jalan-jalan, berkebun, berenang atau aktivitas lainnya akan membantu anda keluar dari kecanduan televisi. Dengan demikian secara tidak langsung anda sudah mengurangi penyebab diabetes dalam hidup anda.

Tipe Diabetes: Pembahasan Lengkap Diabetes Tipe 2

Diabetes atau penyakit gula darah merupakan suatu keadaan dimana kadar gula di dalam darah meningkat lebih dari normal yang bisa diakibatkan oleh gangguan pada pankreas atau akibat gangguan pada reseptor insulin pada tingkat sel. Tipe diabetes dibedakan menjadi 2 secara umum yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2, disamping itu juga terdapat diabetes gestasional yang akan kita bahas lebih lanjut pada pembahasan berikutnya. Tipe diabetes yang paling umum adalah diabetes tipe 2, berikut kita akan bahas secara lengkap mengenai seluk beluk diabetes tipe 2.

Definisi Diabetes tipe 2
 Diabetes tipe 2 adalah penyakit seumur hidup yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Hal ini terjadi ketika tubuh tidak memberikan respon secara benar terhadap rangsangan insulin, yaitu sebuah hormon yang dilepaskan oleh pankreas. Diabetes tipe 2 adalah bentuk paling umum dan paling banyak jumlahnya di seluruh dunia.

Penyebab Diabetes Tipe 2

 Diabetes terjadi karena adanya gangguan dalam memproduksi dan mempergunakan insulin oleh tubuh kita. Insulin diperlukan untuk memindahkan glukosa (gula darah) ke dalam sel, di mana glukosa ini digunakan oleh tubuh kita untuk sumber energi.

Jika glukosa tidak masuk ke dalam sel, tubuh tidak dapat menggunakannya untuk energi yang diperlukan untuk melakukan aktivitas kehidupan. Kadar glukosa yang terlalu banyak akan beredar di dalam darah kita menyebabkan berbagai gejala diabetes. Ada beberapa jenis diabetes yang selama ini dikenal. Artikel ini akan berfokus pada diabetes Tipe 2, yang biasanya disertai dengan gejala obesitas dan resistensi insulin.


Resistensi insulin berarti insulin yang diproduksi oleh pankreas tidak bisa masuk ke dalam sel-sel lemak dan otot untuk menghasilkan energi. Karena sel-sel tidak mendapatkan insulin yang mereka butuhkan, pankreas terus memproduksi insulin, sehingga jumlahnya berlebihan di dalam tubuh kita. Seiring waktu, maka kadar gula darah pun akan semakin tinggi beredar di dalam darah kita (karena glukosa yang seharusnya dimasukkan ke dalam sel tetap beredar di dalam darah). Keadaan meningkatnya kadar gula di dalam darah disebut dengan hiperglikemia. Banyak orang dengan resistensi insulin menderita hiperglikemia dan kadar insulin yang tinggi juga. Orang yang kelebihan berat badan memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadinya resistensi insulin, karena lemak mengganggu kemampuan tubuh untuk menggunakan insulin.


Diabetes tipe 2 biasanya terjadi secara perlahan-lahan. Kebanyakan orang dengan penyakit kelebihan berat badan atau obesitas secara tidak sengaja juga terdiagnose diabetes tipe 2 saat cek up rutin. Namun, diabetes tipe 2 juga dapat terjadi pada orang yang kurus, terutama pada orang tua.


Riwayat keluarga dan genetika memainkan peran besar dalam terjadinya diabetes tipe 2. Tingkat aktivitas yang rendah, pola makan yang buruk, dan kelebihan berat badan (terutama di sekitar pinggang) secara signifikan meningkatkan risiko untuk terjadinya diabetes tipe 2.


Faktor Risiko Lain Terjadinya Diabetes Tipe 2

Beberapa faktor risiko lain untuk terjadinya diabetes tipe 2, meliputi:
  • Ras / etnis (Afrika-Amerika, Hispanik-Amerika, dan penduduk asli Amerika semua memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya diabetes)
  • Usia lebih dari 45 tahun
  • Sebelumnya teridentifikasi mengalami gangguan toleransi glukosa
  • Tekanan darah tinggi
  • HDL kolesterol kurang dari 35 mg / dL atau tingkat trigliserida lebih besar dari 250 mg / dL 
  • Riwayat menderita diabetes gestational

Gejala Diabetes Tipe 2

 Seringkali, orang dengan diabetes tipe 2 tidak memiliki gejala sama sekali. Tetapi pada kebanyakan kasus diabetes tipe 2 akan menunjukkan gejala, seperti:
  • Haus yang berlebihan
  • Sering buang air kecil
  • Peningkatan nafsu makan
  • Kelelahan
  • Pandangan kabur
  • Sering terjadi infeksi atau terjadi luka yang lambat menyembuh
  • Disfungsi ereksi

Tes Darah Untuk Mendiagnosa Diabetes Tipe 2
 Diabetes tipe 2 didiagnosis dengan melakukan tes darah berikut:
  • Kadar glukosa darah puasa - diabetes didiagnosis jika lebih tinggi dari 126 mg / dL pada 2 kesempatan.
  • Kadar gula darah acak (non-puasa) - diabetes diduga jika kadar gula lebih tinggi dari 200 mg / dL dan disertai dengan gejala klasik berupa rasa haus yang sering, sering buang air kecil, dan kelelahan (tes ini harus dikonfirmasi dengan tes glukosa darah puasa).
  • Tes toleransi glukosa oral - diabetes didiagnosis jika tingkat glukosa lebih tinggi dari 200 mg / dL setelah 2 jam pemberian glukosa

Pengobatan Diabetes Tipe 2

 Tujuan pertama pengobatan diabets tipe 2 adalah untuk menghilangkan gejala dan menstabilkan kadar glukosa di dalam darah. Tujuan berikutnya adalah untuk mencegah komplikasi jangka panjang dan memperpanjang hidup Anda. Pengobatan utama untuk diabetes tipe 2 adalah olahraga dan diet.

Pelajari Hal-hal Dibawah ini Jika Anda Menderita Diabetes

 Anda harus belajar keterampilan manajemen dasar diabetes. Karena hal ini akan membantu anda mencegah komplikasi dan akibat buruk dari diabetes. Keterampilan management diabetes yang dimaksud meliputi:

    
* Bagaimana untuk melakukan tes gula darah dan melakukan pencatatan glukosa darah anda
    * Apa yang harus anda makan dan kapan waktu yang tepat
    
* Cara untuk minum obat, jika diindikasikan
    
* Bagaimana mengenali dan mengobati kadar gula darah yang terlalu rendah atau terlalu tinggi
    
* Bagaimana menangani saat muncul komplikasi akut diabetes
    
* Membeli persediaan diabetes dan bagaimana menyimpannya


Mungkin diperlukan waktu beberapa bulan untuk mempelajari keterampilan dasar tersebut. Kita harus tetap belajar dan memotivasi diri kita untuk lebih mengenali penyakit diabetes, mengatasi komplikasinya,bagaimana mengontrol diabets dan hidup sehat dengan diabetes.

 
Pengecekan Kadar Gula Darah Secara Mandiri

 Pengecekan kadar gula darah secara mandiri dan rutin akan membantu anda untuk mengetahui seberapa baik management diabetes (kombinasi dari diet, olahraga, dan pengobatan) anda bekerja. Tes gula darah mandiri biasanya dilakukan sebelum makan dan sebelum tidur. Pengecekan bisa dilakukan lebih sering jika anda dalam kondisi sakit atau kadar gula darah anda dibawah nilai normal.

Suatu alat sederhana yang disebut glucometer dapat memberikan data mengenai kadar gula darah yang tepat. Ada berbagai jenis alat yang beredar di pasaran, anda bisa membaca panduan memilih alat pengukur kadar gula darah mandiri pada artikel lain di blog ini. Biasanya, Anda cukup menusuk ujung jari anda dengan jarum kecil yang disebut lanset, kemudian jari tersebut dipencet sehingga didapatkan setetes kecil darah. Darah tersebut anda tempatkan pada strip tes yang telah dimasukkan ke dalam alat glucometer. Berikutnya akan kami tunjukkan video mengenai cara mengukur kadar gula darah secara mandiri. Hasil akan muncul dalam hitungan waktu 30 sampai 45 detik.


Sebaiknya anda belajar kepada dokter anda terlebih dahulu mengenai cara untuk melakukan tes ini, dan cara menanggapi hasil tes gula darah ini. Apa yang anda harus lakukan jika kadar gula darah anda berlebihan, dan apa yang harus anda lakukan segera saat kadar gula darah anda sangat rendah.

 
Hasil tes dapat digunakan untuk mengatur makanan, aktivitas, atau obat-obatan untuk menjaga kadar gula darah dalam kisaran yang normal. Tes ini juga berguna bagi anda dan dokter anda untuk mengidentifikasi kadar gula darah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah sebelum masalah serius berkembang. Catatlah kadar gula darah anda dalam suatu buku khusus, sehingga anda dapat merencanakan cara terbaik untuk mengontrol diabetes Anda.


DIET DAN PENGENDALIAN BERAT BADAN UNTUK MENGONTROL DIABETES

 Perencanaan makan yang dimaksud disini meliputi cara memilih makanan yang sehat, makan dalam jumlah yang tepat, dan makan makanan pada waktu yang tepat. Anda harus bekerja sama dengan penyedia layanan kesehatan anda untuk mengetahui berapa banyak lemak, protein, dan karbohidrat yang anda butuhkan dalam makanan anda. Rencana diet diabetes anda ini harus anda sesuaikan juga dengan kebiasaan makanan dan selera makan anda.

Menjaga berat badan ideal dan makan makanan yang seimbang adalah hal yang sangat penting bagi penderita diabetes tipe 2. Beberapa orang dengan diabetes tipe 2 dapat bebas dari pengobatan setelah melakukan penurunan berat badan yang terukur, meskipun diabetes masih ada. Konsultasikan pada dokter anda seberapa banyak makanan dan bagaimana pengaturannya pada dokter anda. Anda juga perlu berkonsultasi mengenai rencana penurunan berat badan anda pada dokter anda.

 
Melakukan Latihan Fisik Secara Rutin

 Olahraga teratur merupakan hal penting bagi semua orang, terutama jika anda menderita diabetes. Olahraga teratur membantu mengontrol jumlah glukosa dalam darah. Hal ini juga membantu membakar kelebihan kalori dan lemak sehingga anda dapat mengelola berat badan Anda.

Latihan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dengan meningkatkan aliran darah dan menjaga tekanan darah tetap normal. Olahraga rutin juga dapat mengurangi resistensi insulin bahkan tanpa harus menurunkan  berat badan. Latihan juga meningkatkan energi tubuh, menurunkan ketegangan, dan meningkatkan kemampuan anda untuk menangani stres.


Hal-hal yang harus dipertimbangkan ketika memulai latihan rutin:
  • Konsultasikan dengan dokter anda sebelum memulai program olahraga.
  • Pilih aktivitas fisik yang menyenangkan yang sesuai untuk tingkat kebugaran anda.
  • Latihan setiap hari, dan pada waktu yang sama harinya, jika memungkinkan.
  • Monitor kadar glukosa darah sebelum dan sesudah latihan.
  • Bawalah makanan yang mengandung karbohidrat sehingga anda dapat melakukan penanganan yang cepat jika mengalami hipoglikemia selama atau setelah latihan
  • Minum cairan tambahan yang tidak mengandung gula sebelum, selama, dan setelah berolahraga.
  • Perubahan dalam intensitas atau durasi latihan mungkin memerlukan modifikasi diet atau obat-obatan untuk menjaga kadar glukosa darah dalam kisaran normal.

PENGOBATAN DIABETES TIPE 2

 Ketika diet dan olahraga tidak mampu menjaga kadar glukosa darah anda menjadi normal atau mendekati normal, dokter akan mulai melakukan pemberian obat-obatan. Beberapa jenis obat yang paling umum diberikan oleh dokter anda, adalah obata-obatan seperti dibawah ini:
  • Sulfonilurea (seperti glimepiride, glyburide, dan tolazamide) memicu pankreas untuk membuat insulin lebih banyak.
  • Biguanides (Metformin) memicu hati untuk mengurangi produksi glukosa, yang meningkatkan kadar glukosa dalam aliran darah.
  • Alpha-glucosidase inhibitor (seperti acarbose) menurunkan penyerapan karbohidrat dari saluran pencernaan, sehingga menurunkan kadar glukose setelah makan.
  • Thiazolidinediones (seperti rosiglitazone) yang berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas sel (responsiveness) terhadap insulin.
  • Meglitinides (termasuk repaglinide dan Nateglinide) memicu pankreas untuk membuat insulin lebih banyak disesuaikan dengan kadar glukosa dalam darah.

Jika dengan melakukan perubahan gaya hidup dan pemberian obat-obatan seperti diatas tidak membantu anda dalam mengendalikan kadar gula anda, maka dokter akan mulai mempertimbangkan untuk meresepkan insulin. Insulin juga dapat diberikan jika anda memiliki reaksi buruk terhadap obat-obatan lainnya. Insulin harus disuntikkan di bawah kulit menggunakan jarum suntik khusus dan tidak dapat diberikan lewat mulut (tablet).


Ada beberapa jenis insulin yang sering diresepkan oleh dokter anda. Ada beberapa tipe insulin, biasanya dibedakan berdasarkan seberapa cepat mereka mulai bekerja dan berapa lama mereka bekerja. Dokter anda akan menentukan jenis insulin yang tepat sesuai dengan kondisi anda dan akan memberitahu waktu yang tepat untuk menggunakannya.


Lebih dari satu jenis insulin dapat dicampur dalam suntikan untuk mencapai kontrol glukosa darah terbaik. Biasanya suntikan dibutuhkan satu sampai empat kali sehari. Dokter atau pendidik diabetes akan menunjukkan kepada Anda bagaimana melakukan suntikan tersebut.
Berikut adalah video contoh melakukan penyuntikan insulin.


Perawatan Kaki Pada Penderita Diabetes Tipe 2

 Orang dengan diabetes rentan terhadap masalah kaki. Diabetes dapat menyebabkan kerusakan saraf dan pembuluh darah anda, sehingga kulit kaki anda menjadi tidak sensitif terhadap rangsangan nyeri. Anda mungkin tidak menyadari kalau kaki anda terluka, sampai luka membesar atau muncul gejala infeksi. Diabetes juga dapat merusak pembuluh darah, yang membuat tubuh lebih sulit untuk melawan infeksi.

Untuk mencegah cedera pada kaki, orang dengan diabetes harus membiasakan diri untuk melakukan pemeriksaan dan perawatan kaki sebagai berikut:

    
* Periksa kaki Anda setiap hari,  periksa ke dokter jika terjadi luka atau muncul tanda-tanda infeksi.
    
* Cuci kaki setiap hari dengan air hangat dan sabun kemudian keringkan seluruhnya.
    
* Oleskan pelembab kulit atau body lotion.
    
* Lindungi kaki pakai sepatu dan alas kaki yang pas
    
* Latihan pada kaki untuk meningkatkan sirkulasi darah padakaki
    
* Hubungi dokter bedah anda jika ada benjolan atau kapalan pada kaki anda   

    * Berhenti merokok karena memperburuk aliran darah ke kaki.

Kapan Kontrol Ke Dokter Ahli Diabetes?

 Seseorang dengan diabetes tipe 2 harus memiliki jadwal kunjungan yang rutin pada dokter penyakit dalam atau ahli endokrin setidaknya setiap 3 bulan. Biasanya dokter anda akan melakukan beberapa pemeriksaan, yang meliputi pemeriksaan:
  • Hemoglobin glikosilasi (HbA1c) adalah rata-rata kadar gula darah anda dalam 3 bulan. Tes ini mengukur seberapa banyak glukosa telah menempel ke sel-sel darah merah dan sel-sel lainnya. Kadar HbA1c yang tinggi merupakan indikator untuk terjadinya risiko komplikasi jangka panjang yang lebih tinggi. Saat ini, ADA merekomendasikan HbA1c kurang dari 7% untuk mencegah terjadinya komplikasi.
  • Pemeriksaan tekanan darah
  • Pemeriksaan kaki dan kulit
  • Pemeriksaan mata
  • Pemeriksaan Neurologis
Evaluasi berikut harus dilakukan setidaknya setahun sekali:

    
* microalbumin acak (tes kadar protein urine)
    
* BUN dan serum kreatinin
    
* Serum kolesterol, HDL, dan trigliserida
    
* EKG
    
* Retina dilated test


Prognosis Diabetes Tipe 2

 Risiko komplikasi diabetes jangka panjang dapat dikurangi jika anda dapat mengontrol glukosa darah dan tekanan darah dengan baik. Anda dapat mengurangi risiko kematian, stroke, gagal jantung, dan komplikasi lainnya dengan mengendalikan kedua hal tersebut. Pengurangan kadar HbA1c sebanyak 1% saja dapat menurunkan risiko komplikasi sebesar 25%.

Komplikasi Diabetes Tipe 2

 Komplikasi diabetes dapat dibedakan menjadi 2, yaitu komplikasi yang memerlukan penangan segera dan komplikasi yang muncul secara perlahan-lahan.

Komplikasi yang memerlukan penangan darurat meliputi syok hipoglikemia dan koma diabetes.Komplikasi jangka panjang termasuk:

    
* Diabetes retinopati (penyakit mata)
    
* Diabetes nefropati (penyakit ginjal)
    
* Diabetes neuropati (kerusakan saraf)
    
* Peripheral vascular disease (kerusakan pembuluh darah / sirkulasi)
    
* Kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, atherosclerosis, dan penyakit arteri koroner


Kapan anda harus segera datang ke UGD?Segera bawa diri anda ke UGD atau ke dokter anda jika Anda mengalami:
    
* Gemetar
    
* Kelemahan
    
* Mengantuk
    
* Sakit kepala
    
* Kebingungan
    
* Pusing
    
* Pandangan dobel
    * Kurangnya koordinasi

Gejala-gejala ini dapat dengan cepat berkembang menjadi kondisi darurat (seperti kejang-kejang, pingsan, atau koma hipoglikemik).

Pencegahan Diabetes Tipe 2

 Setiap orang yang berumur lebih dari 45 tahun harus rutin melakukan pemeriksaan glukosa darah setidaknya setiap 3 tahun. Pengujian rutin glukosa darah acak harus dimulai pada usia muda dan dilakukan lebih sering jika anda memiliki risiko untuk terjadinya diabetes. Menjaga berat badan yang ideal dan menjaga gaya hidup yang aktif akan membantu anda mencegah timbulnya diabetes tipe 2.